Buah Kawista

Buah Kawista Fruit





Deskripsi / Rasa


Buah Kawista adalah buah yang bulat hingga bulat telur, dengan diameter rata-rata 5 hingga 12 sentimeter, dan memiliki cangkang yang keras, berkayu, berwarna putih hingga cokelat muda. Permukaan cangkangnya kasar, bersisik, dan berkerak, mirip dengan tekstur kulit kayu, dan sering terdapat lubang kecil di bagian atas buah yang dulunya terhubung dengan pohon. Lubang bundar mengeluarkan aroma mentega yang menyengat yang sering disamakan dengan campuran keju biru, eggnog, dan kismis, dan aromanya sering digunakan untuk menentukan kematangan buah. Selain baunya yang menyengat, hampir tidak mungkin untuk menentukan kematangan buah hanya dari penampilannya saja. Untuk menguji kematangan, buah secara tradisional dijatuhkan di tanah dari ketinggian sekitar satu kaki, dan jika buah memantul, berarti belum matang. Setelah cangkang keras dibuka, ada daging yang lengket, berserat, dan bertepung mulai dari warna gading, oranye-coklat hingga coklat tua, tergantung pada kematangannya. Di dalam dagingnya yang lembut, ada bermacam-macam biji putih yang bisa dimakan, renyah, dan agak licin serta bulu yang kenyal. Buah Kawista memiliki rasa yang manis, tajam, dan asam yang dipadukan dengan rasa manis dan asam, mentega, asam jawa.

Musim / Ketersediaan


Buah Kawista tersedia selama musim hujan di Indonesia, umumnya dari bulan November hingga Maret.

Fakta Terkini


Buah Kawista, secara botani diklasifikasikan sebagai Limonia acidissima, adalah buah bercangkang keras yang termasuk dalam famili Rutaceae. Buah yang pedas, manis dan asam ini tumbuh di pohon yang menyebar dengan tinggi mencapai 12 meter dan merupakan tanaman asli Asia dan Asia Tenggara. Buah Kawista banyak digunakan di India dan Sri Lanka dalam aplikasi kuliner dan pengobatan dan lebih dikenal di pasar lokal sebagai Apel Kayu. Di luar India, nama Buah Kawista merupakan istilah yang digunakan di Indonesia untuk menyebut buah-buahan, dan varietas ini juga dikenal secara regional sebagai Buah Kawis dan Kawi. Pohon kawista membutuhkan waktu lebih dari 15 tahun untuk berbuah dan sebagian besar ditemukan tersebar di daerah pesisir hangat Indonesia di kebun rumah sebagai pohon buah khusus. Buah hanya dipanen setelah jatuh ke tanah dan terutama dimakan segar atau dicampur menjadi jus buah dan minuman. Cangkang keras Buah Kawista juga digunakan untuk membuat mangkuk saji, wadah hias, atau asbak.

Nilai gizi


Buah Kawista adalah sumber serat yang sangat baik untuk menstimulasi saluran pencernaan dan telah digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai detoksifikasi alami. Buah ini juga merupakan sumber kalsium yang baik untuk memperkuat tulang dan gigi, zat besi untuk membangun protein hemoglobin untuk transportasi oksigen melalui darah, dan vitamin C untuk mengurangi peradangan. Dalam pengobatan tradisional Asia Tenggara, buah-buahan digunakan untuk sifat antibakteri dan anti-inflamasi.

Aplikasi


Buah Kawista memiliki rasa yang tidak biasa, manis dan asam yang paling baik ditampilkan jika dikonsumsi segar atau dicampur dengan beberapa bahan sederhana. Kulit terluarnya keras dan bisa dibuka dengan menggunakan punggung pisau atau dihancurkan di tanah. Setelah dibuka, dagingnya bisa disendok dengan sendok dan dimakan apa adanya, atau bisa juga ditaburi gula untuk rasa yang lebih manis. Di Sri Lanka, dagingnya populer dicampur dengan santan dan gula aren untuk menghasilkan minuman yang manis dan sedikit asam, minuman favorit untuk cuaca panas. Buah Kawista juga digunakan untuk membumbui smoothies dan shake, dicampur menjadi es krim dan es serut, atau dimasak menjadi selai, chutney, dan jeli. Di daerah Indonesia, Buah Kawista dimasukkan ke dalam kue tar yang disebut nastar atau manisan lengket yang disebut dodol. Buah kawista cocok dipadukan dengan jeruk seperti jeruk nipis, jeruk nipis, jeruk nipis, dan lemon, santan, gula, coklat, cabai, bawang merah, kapulaga, dan asam. Buah Kawista yang utuh dan belum dibuka dapat disimpan pada suhu kamar hingga 10 hari atau disimpan di lemari es selama 1 hingga 2 bulan. Setelah dibuka, dagingnya harus segera dikonsumsi untuk kualitas terbaik. Buah Kawista juga bisa dibekukan dalam campuran jus lemon hingga enam bulan.

Info Etnis / Budaya


Di kota Rembang, Jawa Tengah, Buah Kawista terkenal diolah menjadi sirup kental berwarna coklat yang dikenal dengan sirup kawis. Kota pesisir merupakan bagian dari Kabupaten Rembang yang terletak di sepanjang pantai timur laut provinsi Jawa Tengah yang terkenal dengan dataran rendah tropis yang hangat. Iklim Rembang sangat cocok untuk Buah Kawista, dan mayoritas pohon Kawista ditanam di pekarangan rumah warga Rembang. Buah Kawista dianggap sebagai buah langka di seluruh Indonesia dan telah diolah menjadi sirup di Rembang sejak 1925, dijual sebagai oleh-oleh favorit. Banyak orang Indonesia pergi ke Rembang hanya untuk membeli sirup coklat tua, dan ada banyak produsen, dengan yang paling terkenal adalah Cap Dewa Burung. Buah Kawista memberikan perpaduan yang kompleks antara rasa manis, manis, dan asam, dan sirupnya sering disamakan dengan rasa cola berkarbonasi. Sirup kawista biasanya disajikan di atas es dan dijuluki cola Jawa. Meskipun sirup semakin populer, ketersediaan pohon Kawista semakin berkurang karena kurangnya penanaman komersial di Rembang. Karena banyak pohon ditanam di pekarangan rumah, kurangnya infrastruktur untuk meningkatkan produksi, sehingga membatasi jumlah sirup yang dibuat setiap tahun.

Geografi / Sejarah


Buah Kawista berasal dari Asia dan Asia Tenggara, khususnya India dan negara-negara tetangga sampai ke Cina, dan telah tumbuh liar sejak zaman kuno. Referensi pertama dari Buah Kawista dicatat dalam teks yang berasal dari abad ke-1 SM dengan nama Apel Kayu, dan buahnya dibudidayakan secara luas di seluruh India untuk tujuan keagamaan dan pengobatan. Tidak diketahui kapan Buah Kawista tiba di Indonesia, tetapi buah tersebut kemungkinan besar tersebar melalui perdagangan dan dianggap langka, terutama ditemukan di provinsi Nusa Tenggara Timur dan Barat, di pulau Jawa di Rembang, Turban, dan Pati, dan di Provinsi Aceh di Pulau Sumatera. Saat ini Buah Kawista dapat ditemukan secara luas dengan nama umum lainnya di India, Sri Lanka, Thailand, Malaysia, Kamboja, dan Bangladesh dan jarang ditemukan di Indonesia.



Pesan Populer