Mangga Maprang

Maprang Mangoes





Deskripsi / Rasa


Mangga maprang adalah buah mungil yang menarik seukuran dan berbentuk telur. Mereka tumbuh berdiameter 2 hingga 5 sentimeter, dan panjangnya hingga 6 sentimeter. Kulit luarnya berwarna hijau muda, semakin dalam menjadi warna aprikot kuning-oranye seperti neon saat buah matang. Saat dibelah, buah mengeluarkan aroma seperti mangga dengan sedikit terpentin. Daging bagian dalam berwarna oranye cerah. Ini seperti agar-agar dan lembut, dan sedikit berserat. Setelah gigitan renyah awal, itu meledak menjadi konsistensi lembut dari daging berair. Setiap buah menghasilkan biji besar, dapat dimakan tetapi pahit yang berwarna merah muda cerah hingga ungu. Tergantung pada varietasnya, dagingnya bisa asam, manis, atau campuran rasa asam manis.

Musim / Ketersediaan


Maprang memiliki ketersediaan yang bervariasi di beberapa wilayah tertentu di Asia Tenggara dengan musim puncak pada akhir musim semi hingga musim panas.

Fakta Terkini


Mangga maprang secara botani diklasifikasikan sebagai Bouea macrophylla. Mereka juga dikenal sebagai Gandaria, Marian plum, dan Plum mangga. Karena bentuk dan warnanya, mereka sering disalahartikan sebagai loquat. Pada 2015 di Inggris, mereka dijual sebagai 'plango', dan secara keliru dianggap sebagai persilangan antara plum dan mangga. Ada banyak varietas Maprang yang bervariasi dalam tingkat kemanisan, asam, dan keasaman, dan buah-buahan kecil ini disukai di Asia karena keserbagunaannya baik dalam aplikasi mentah maupun dimasak.

Nilai gizi


Maprang adalah sumber vitamin C, serat, dan beta-karoten yang sangat baik. Buahnya juga mengandung beberapa kalsium, zat besi, dan fosfor.

Aplikasi


Mangga Maprang dewasa dimakan segar begitu saja. Kulitnya mungkin terkelupas, tetapi dapat diterima, dan lebih mudah, untuk memakan buah dengan kulitnya. Sulit untuk memisahkan benih dari dagingnya, dan karena itu buahnya jarang dipotong. Buah hijau dan belum matang yang cukup asam juga bisa dimakan mentah dengan campuran garam, gula dan merica. Mereka juga digunakan dalam salad buah yang dikenal sebagai rujak, dan sebagai bahan pembuat asam dalam masakan yang dimasak seperti kari, di mana mereka terlihat sebagai pengganti asam jawa dan jeruk nipis. Mangga maprang digunakan sebagai acar, kolak, dan sambal. Simpan mangga Maprang dalam kantong longgar di lemari es, di mana mangga akan bertahan hingga 2 minggu.

Info Etnis / Budaya


Di beberapa bagian Asia, kayu dari pohon cemara yang menghasilkan buah juga digunakan untuk konstruksi. Di Indonesia kayunya digunakan untuk membuat sarung keris tradisional yang dikenal dengan keris. Di Thailand, Maprang semakin populer di kalangan penduduk lokal dan turis. Peningkatan permintaan ini telah meningkatkan jumlah Maprang yang dijual di pasar segar dan mendorong pertanian kecil untuk menanam buah daripada mengandalkan panen dari pohon liar. Pemerintah Thailand juga mendorong pertanian untuk mulai membudidayakan buah untuk diekspor ke negara-negara seperti Inggris.

Geografi / Sejarah


Asal mangga Maprang tidak diketahui secara pasti. Namun, mereka asli Asia Tenggara, di mana mereka telah ditemukan di alam liar sejak zaman kuno. Saat ini buah masih dipanen dari hutan tropis, tetapi juga ditanam di kebun rumah dan dibudidayakan dalam skala kecil di Thailand, Indonesia, Laos, dan Malaysia. Setelah dipanen, Maprang tersedia di pasar segar di Burma, Indonesia, Malaysia, Jawa Barat, Laos, Filipina, Kalimantan, dan Thailand.



Pesan Populer