Petruk Durian

Petruk Durian





Deskripsi / Rasa


Durian petruk adalah buah berukuran sedang, memanjang, biasanya memiliki berat rata-rata 1 hingga 1,5 kilogram, dan memiliki bentuk tetesan air mata yang meruncing. Kulit seluruhnya ditutupi dengan paku segitiga yang tajam dan umumnya memiliki warna dari kuning, perunggu, hingga hijau. Di bawah paku, kulit tipis dapat dengan mudah dibelah untuk memperlihatkan bagian dalam yang berwarna gading dan kenyal. Di bagian tengah buah, terdapat sebuah bilik berisi kira-kira 5 sampai 10 biji lonjong berwarna coklat kehitaman yang dikelilingi oleh daging kuning yang lembut dan lembut. Durian petruk beraroma harum dan sangat dihargai karena konsistensinya yang lembut dan seperti yogurt. Dagingnya awalnya memiliki rasa tropis yang manis dengan nuansa lemon diikuti dengan sentuhan akhir yang funky, asam, dan pahit.

Musim / Ketersediaan


Durian petruk tersedia pada akhir musim dingin hingga awal musim semi.

Fakta Terkini


Durian petruk, yang secara botani diklasifikasikan sebagai Durio zibethinus, adalah varietas langka yang termasuk dalam keluarga Malvaceae. Kultivar dengan rasa yang unik adalah salah satu varietas paling populer di Jawa, tetapi juga salah satu varietas yang paling sulit ditemukan. Durian petruk dihargai tinggi karena teksturnya yang lembut dan rasa asam, yang dianggap sebagai buah khas, dan dijual di pasar pinggir jalan, terkadang harganya tiga kali lipat harga durian varietas biasa. Varietas ini diakui secara nasional sebagai buah unggulan, namun sulit menemukan durian petruk karena ketersediaannya yang terbatas. Di pasar lokal juga sulit dibedakan karena beberapa pedagang menjual varietas yang lebih umum dengan nama Petruk untuk meningkatkan keuntungan.

Nilai gizi


Durian petruk adalah sumber vitamin A, B6, dan C yang baik, dan dipercaya dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan dan melindungi tubuh dari penyerang lingkungan eksternal melalui kandungan antioksidannya. Buah ini juga mengandung serat, yang dapat membantu mengatur pencernaan dan mengandung mineral seperti zat besi, seng, kalium, fosfor, kalsium, dan magnesium.

Aplikasi


Durian petruk paling cocok untuk aplikasi mentah karena rasanya yang tajam dipamerkan saat dikonsumsi segar, di luar kendali. Varietas langka dihargai karena rasanya yang unik, dan dagingnya sering dipadukan hanya dengan rasa pelengkap untuk menikmati rasa daging yang murni. Selain mengonsumsi buahnya sebagai camilan yang berdiri sendiri, dagingnya terkadang dapat dicampur menjadi smoothies, minuman, dan kopi, dimasak dengan gula aren untuk menghasilkan camilan yang manis dan kenyal, dicampur ke dalam saus, dilemparkan ke dalam sup dan kari, diblender. menjadi es krim, atau dibekukan dan dimakan sebagai makanan penutup. Durian petruk cocok dipadukan dengan alpukat, kelapa, nanas, mangga, nangka, kopi, tebu, ketan, dan susu kental. Setelah dibuka, daging buahnya harus segera dikonsumsi atau dalam waktu dua puluh empat jam untuk mendapatkan rasa yang terbaik. Jika buah belum dibuka akan disimpan selama 1-2 minggu, tergantung tingkat kematangannya, bila disimpan pada suhu ruangan.

Info Etnis / Budaya


Nama durian petruk sama dengan boneka yang muncul dalam teater boneka tradisional Jawa. Gaya wayang kulit yang juga dikenal sebagai warang ini menggunakan karakter warna-warni untuk menceritakan kembali baik cerita fiksi maupun cerita yang terkait dengan agama Hindu. Petruk sering kali merupakan tokoh komedi dalam alur cerita fiksi dan memiliki hidung yang panjang bersudut yang, untuk menghibur orang Jawa, tampilannya mirip dengan bentuk durian Petruk.

Geografi / Sejarah


Durian petruk adalah tanaman asli Indonesia dan hanya dapat ditemukan di kota Jepara yang terletak di pulau Jawa. Asal pasti durian Petruk tidak diketahui karena “pohon induk” aslinya telah mati, tetapi diyakini bahwa durian tersebut telah dibudidayakan selama beberapa dekade dan kemungkinan besar merupakan hasil pencangkokan. Saat ini durian Petruk sulit ditemukan dan tersedia melalui pasar lokal tertentu di Jawa.



Pesan Populer