Sansho

Sansho





Deskripsi / Rasa


Sansho adalah buah beri dari pohon ash berduri Jepang. Buah sansho memiliki bopeng, kulit bergelombang, dan berwarna hijau cerah. Mereka menyerupai ukuran caper, masing-masing berdiameter sekitar 5mm. Buah sansho memiliki rasa jeruk yang kuat, pedas, dibandingkan dengan lemon, yuzu, dan grapefruit. Saat dimakan, Sansho memiliki efek mati rasa dan kesemutan di lidah, mirip dengan merica Sichuan. Mereka harus dimakan segar di akhir musim semi, sebelum bijinya menjadi terlalu keras. Buah sansho tumbuh di pohon sansho bertangkai berduri, yang memiliki daun bergerigi yang tumbuh hingga panjang sekitar 15 cm. Pohon sansho relatif pendek, biasanya hanya tumbuh setinggi 3 meter, dengan kanopi yang menyebar luas.

Musim / Ketersediaan


Berry Sansho segar tersedia dari akhir musim semi hingga awal musim gugur.

Fakta Terkini


Sansho adalah kerabat lada Sichuan, dan secara botani diklasifikasikan sebagai Zanthoxylum piperitum, termasuk dalam famili Rutaceae atau jeruk. Daun aromatik, akar dan kulit pohon sansho semuanya bisa dimakan, tapi nama sansho mengacu pada buah beri, secara khusus. Sansho merupakan bagian budaya Jepang yang ada di mana-mana, dimana penggunaannya tersebar luas, sehingga pengunjung yang ke Jepang sering membawa pulang bedak sansho sebagai oleh-oleh. Bubuk sansho digunakan untuk melengkapi sejumlah hidangan Jepang, dan digunakan dalam campuran tujuh bumbu yang populer di Jepang, yang disebut shichimi togarashi. Sansho juga digunakan dalam anggur seremonial yang dikenal sebagai toso, diminum di Jepang untuk merayakan Tahun Baru. Sansho populer sebagai bahan di belahan dunia lain, di mana ia dapat disajikan dengan keju atau bahkan foie gras. KFC bahkan telah menggunakan Sansho dalam Shoyu Sansho Chicken edisi terbatas musiman.

Nilai gizi


Buah sansho mengandung minyak termasuk gerinol, yang berguna sebagai pengusir serangga alami, dipentene dan citral. Sansho mengandung sanshool, molekul yang membuat buah beri pedas dan bertanggung jawab atas efek mati rasa pada lidah saat dimakan. Sansho juga mengandung flavonoid, seperti quercetin dan hesperidin. Sansho kaya akan vitamin A, kalsium, fosfor dan kalium.

Aplikasi


Buah sansho biasanya dikeringkan, kemudian digiling untuk membuat bumbu sansho. Pembuat bumbu Sansho bermutu tinggi akan menghilangkan biji beri, yang dapat mengencerkan rasa beri seperti jeruk. Sekam berry kering kemudian digiling, menghasilkan rempah-rempah berwarna hijau cerah. Bubuk bumbu sansho adalah bahan penting dalam campuran tujuh rempah Jepang, shichimi, dan juga disajikan sebagai penyedap untuk belut, ikan, daging panggang, hidangan goreng, dan bahkan sushi dan ramen. Sansho dapat digunakan sebagai penyedap kaldu dan saus, atau digunakan sebagai pelengkap untuk keju dan foie gras. Buah sansho mentah dapat dibuat acar dan dimakan dengan kecap, dan buah sansho segar dapat digunakan untuk memasukkan minyak dan kecap, atau bahkan untuk membumbui minuman keras. Koki modern di Tokyo bereksperimen dengan Sansho dan menggunakannya dalam makanan penutup, seperti kulit jeruk manisan berlapis cokelat. Sansho segar harus disimpan di lemari es dalam wadah kedap udara. Serbuk sansho bisa disimpan di freezer.

Info Etnis / Budaya


Di Cina, Sansho secara historis telah digunakan sebagai antiseptik dan sebagai alat bantu pencernaan yang dianggap bermanfaat bagi limpa dan perut. Ramuan pedas dan hangat juga digunakan untuk parasit usus, masuk angin, demam, dan sebagai antijamur. Di Korea, buah beri digunakan dalam hidangan makanan kuil, mengacu pada makanan vegetarian yang disajikan di kuil Buddha, yang membantu praktik meditasi. Di Jepang, sansho disukai sebagai bahan masakan yang dapat membantu menghilangkan bau menyengat dari makanan, seperti masakan ikan. Bahkan, sansho telah digunakan sebagai bumbu masakan belut bakar di Jepang sejak zaman Heian (794 hingga 1184). Sansho digunakan segar sebagian besar di wilayah Kyoto, di mana orang dapat menemukan hidangan seperti daun teh yang dimasak dan sansho, atau bahkan roti panggang dengan minyak zaitun, dengan taburan sansho berries. Sansho sangat terkenal di seluruh negeri sehingga orang Jepang memiliki pepatah yang berhubungan dengan Sansho: 'Meskipun bijinya kecil, namun sangat pedas.' Ini merujuk pada seseorang yang mungkin bertubuh kecil, tetapi memiliki pikiran yang tajam dan cerdas.

Geografi / Sejarah


Sansho berasal dari Cina, Jepang dan Korea. Tanaman dalam keluarga Zanthoxylum memiliki sedikit sejarah, dan asal muasal Sansho tetap tidak diketahui. Namun, Sansho tumbuh liar di banyak daerah di Jepang, dan dokumentasi Sansho di sana berasal dari periode Jomon (14.000 hingga 300 SM). Pertanian Sansho skala besar dimulai di Jepang pada era Meiji (1868 hingga 1912). Saat ini, sebagian besar Sansho Jepang diproduksi di daerah Wakayama. Sansho juga telah tercatat dalam dokumen sejarah Tiongkok, yang menyebutkan telah ditemukan di alam liar sejak sekitar abad ke-3. Tanaman sansho gugur lebih menyukai tanah lempung dan sinar matahari penuh atau semi-teduh.


Ide Resep


Resep yang termasuk sansho. Satu paling mudah, tiga lebih sulit.
Cookpad Easy Peasy Chirimen Jako & Sansho Japanese Pepper

Pesan Populer