Ubi Jalar Tahiti

Tahitian Sweet Potatoes





Deskripsi / Rasa


Ubi Tahiti sangat bervariasi dalam ukuran, bentuk, dan warna tergantung pada kondisi pertumbuhan, dan umumnya lonjong, silindris, hingga agak bulat dengan ujung melengkung dan meruncing. Kulitnya kencang, tipis, agak kasar, dan ungu, ditutupi mata sedang dan rambut akar halus. Di bawah permukaan, dagingnya padat, renyah, dan berwarna krem ​​hingga gading. Ubi Tahiti, jika dimasak, memiliki konsistensi yang empuk, lembab, dan lembut dengan rasa yang lembut, manis, dan pedas.

Musim / Ketersediaan


Ubi Tahiti tersedia sepanjang tahun.

Fakta Terkini


Ubi jalar Tahiti, yang secara botani diklasifikasikan sebagai Ipomoea batatas, adalah akar manis yang termasuk dalam keluarga Convolvulaceae atau morning glory. Umbi dikenal secara lokal di sekitar Tahiti sebagai Umara dan Patate Douce, yang merupakan kata Tahiti dan Perancis untuk 'ubi jalar.' Ubi jalar Tahiti adalah salah satu tanaman kuno Tahiti dan telah menjadi bahan pokok dalam aplikasi kuliner di seluruh pulau. Akarnya dipanen dengan tangan, dan metode pertumbuhan tradisional masih dipraktikkan baik dalam budidaya komersial maupun berkebun di rumah. Ubi Tahiti disukai karena manis, rasa pedas, kandungan nutrisinya, keserbagunaan, dan sifatnya yang mengenyangkan.

Nilai gizi


Ubi Tahiti adalah sumber potasium yang sangat baik, yang dapat membantu mengatur kadar cairan di dalam tubuh, dan merupakan sumber vitamin A yang baik, yang memberikan efek seperti antioksidan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Akarnya juga mengandung vitamin C dan B6, kalsium, zat besi, dan serat untuk membantu merangsang saluran pencernaan.

Aplikasi


Ubi Tahiti paling cocok untuk aplikasi yang dimasak seperti mengukus, memanggang, memanggang, dan menggoreng. Akar dapat disiapkan dengan kulitnya dan dikukus dan dihaluskan menjadi lauk yang manis dan lembut, atau dapat dimasukkan ke dalam gratin, souffle, dan makanan yang dipanggang seperti roti, kue, dan pai. Ubi jalar Tahiti juga dapat dimasak dan dicampur dengan rempah-rempah, pasta kari, cabai, dan santan untuk membuat salad kentang pedas, diiris dan dipanggang untuk bagian luarnya yang karamel, dihaluskan dan digunakan sebagai alas di bawah daging babi, atau diiris menjadi irisan dan digoreng. . Di Tahiti, ubi jalar digunakan sebagai variasi rasa untuk makanan penutup seperti puding tradisional yang dikenal sebagai po’e. Ubi jalar Tahiti cocok dipadukan dengan santan, air jeruk nipis, rempah-rempah seperti ketumbar, ketumbar, dan timi, pisang fei, alpukat, bit, tomat, seledri, bayam, makanan laut, dan daging seperti unggas dan babi. Akar akan bertahan hingga seminggu bila disimpan di tempat yang sejuk, kering, dan gelap dengan sirkulasi udara yang baik.

Info Etnis / Budaya


Ubi Tahiti adalah bahan pokok di tama'ara’a, yang merupakan pesta Tahiti tradisional yang diadakan selama acara-acara khusus seperti pernikahan, ulang tahun, hari libur, dan hari jadi. Tama'ara’a terdiri dari beberapa hidangan yang dimasak dalam ahi ma’a, yaitu oven bawah tanah yang dipanaskan dengan kayu dan batu vulkanik, dan beberapa oven ahi ma’a cukup besar untuk menyiapkan makanan bagi lebih dari seratus orang. Setelah oven dipanaskan, umbi-umbian, termasuk ubi jalar, daging, buah-buahan, dan makanan laut, dibungkus dengan daun pisang dan dikukus. Saat memasak, ruang makan dihiasi dengan daun, bunga, dan buah-buahan sebagai hiasan dan sebagai latihan untuk mempersiapkan perayaan yang akan datang. Menciptakan ruang yang mengundang adalah bagian dari tradisi pesta, dan para tamu juga biasanya diberi mahkota bunga untuk dikenakan selama perayaan sebagai simbol cinta antara keluarga dan teman yang berkumpul. Mangkuk terbuat dari daun yang dikepang, batok kelapa, dan kayu, dan selama pesta, makanan secara tradisional dimakan dengan tangan kosong untuk merayakan makanan sebagai hadiah alam.

Geografi / Sejarah


Ubi jalar berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Meskipun tanggal pasti kapan akar tersebut tiba di Polinesia tidak diketahui, beberapa ahli berhipotesis bahwa mereka mungkin telah dibawa kembali dalam perjalanan Polinesia kuno yang kembali dari Amerika Selatan pada masa pra-Columbus. Ubi jalar dibudidayakan secara luas di seluruh Polinesia sebelum kedatangan Kapten James Cook pada abad ke-18, dan mereka tetap menjadi tanaman pokok yang ditanam untuk keperluan kuliner sehari-hari di Tahiti. Saat ini ubi Tahiti dapat ditemukan di pasar lokal di seluruh Tahiti dan juga ditemukan di kebun rumah.



Pesan Populer