Tsukune Imo

Tsukune Imo





Deskripsi / Rasa


Tsukune imo sangat besar umumnya akar bulat yang bergelombang dan bentuk keriput dan mencapai berat hingga pon (500 gram). Mereka biasanya tertutup kotoran dan perlu digosok dengan baik. Permukaan akar berwarna coklat tua sampai hitam dan kasar serta bersisik. Di bawah lapisan tipis kulit adalah interior putih cerah yang pekat. Dagingnya sangat lengket dengan tekstur yang renyah namun bertepung dan menawarkan rasa yang kaya dan sedikit manis.

Musim / Ketersediaan


Tsukune imo tersedia dari akhir musim gugur hingga awal musim semi.

Fakta Terkini


Tsukune imo, dilafalkan 'soo-koo-nae ee-mo,' adalah variasi dari Dioscorea contritifolia atau D. batatas, juga dikenal sebagai ubi Jepang atau Yamaimo yang diterjemahkan menjadi 'kentang gunung'. Nama umum lainnya untuk akar ini adalah Yamato imo. Akar raksasa digunakan seperti kentang dan sering diparut dan digunakan dalam masakan tradisional Jepang seperti tororo-jiru atau okonomiyaki. Namanya berasal dari akar bentuknya yang bulat dan menggumpal yang menyerupai bakso ayam Jepang yang disebut 'tsukune'.

Nilai gizi


Tsukune imo kaya akan karbohidrat, serat, kalsium, dan fosfor. Mereka adalah sumber vitamin A, B1, B2, dan C, serta zat besi dan seng. Akarnya mengandung beberapa asam amino, termasuk lisin, leusin, dan triptofan. Mereka kaya diastase, enzim pencernaan yang memecah karbohidrat sehingga lebih mudah dicerna. Akarnya ideal untuk mereka yang mengelola diabetes, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi. Daging Tsukune imo dapat menyebabkan iritasi pada kulit tangan saat mempersiapkan karena adanya kalsium oksalat. Mengenakan sarung tangan akan mencegah iritasi.

Aplikasi


Tsukune imo bisa dinikmati mentah atau dimasak. Ini sering digunakan sebagai pengikat dalam sup berbahan dasar miso, parut untuk hidangan telur, mie soba, dan nimono Jepang. Orang-orang di Jepang menggunakannya untuk membuat roti penganan atau hidangan okonomiyaki seperti frittata. Dapat diiris menjadi keripik tipis dan digoreng atau dibuat menjadi isobe-age atau digoreng dan dibuat menjadi oyaki. Carilah umbi yang berat dan bentuknya lebih seragam dengan permukaan yang lembab dan tidak tergores. Setelah kulit dikupas, masukkan ke dalam semangkuk air dingin dengan sedikit cuka selama lima belas menit untuk menetralkan oksalat dan untuk menjaga warna putih daging. Untuk menyimpannya, bungkus dengan koran dan simpan di tempat gelap yang sejuk. Potongan yang dipotong dapat dibungkus dengan plastik dan disimpan di lemari es selama beberapa hari. Untuk penyimpanan jangka panjang, mereka juga bisa direbus setengah matang dan dibekukan.

Info Etnis / Budaya


Tsukune imo dan varietas ubi Jepang lainnya telah digunakan untuk kuliner dan pengobatan selama berabad-abad. Selama Zaman Edo, pada abad ke-17 hingga pertengahan ke-19, hanya laki-laki yang menggunakan akar seperti Tsukune dan diketahui memarut umbi ke dalam air mandi untuk vitalitas. Mereka percaya bahwa memakan akar secara teratur akan meningkatkan kekuatan fisik mereka. Akarnya juga dikatakan membantu melawan 'natsubate,' kelelahan yang dialami selama musim panas yang panjang dan terik di Jepang.

Geografi / Sejarah


Tsukune imo berasal dari daerah pegunungan Cina. Secara botani, klasifikasi mereka membingungkan para peneliti yang telah beberapa kali mengubah nama ilmiah varietas ini. Di Jepang, nama yang berbeda digunakan untuk Tsukune imo di berbagai wilayah, membuatnya agak sulit untuk diidentifikasi. Di Prefektur Kyoto mereka disebut Tabayama no imo, di Ishikawa mereka disebut Kaga Round Mom atau Kagamaru imo, dan di Mie disebut sebagai Ise imo atau I Momento. Kultivar yang dikembangkan, Kisa No. 1 diperkenalkan pada akhir 1980-an diikuti oleh Takashiro dan Aoyama, dan kemudian pada akhir 1990-an, kultivar yang ditingkatkan bernama Hirokei dirilis. Tsukune imo dibudidayakan di Prefektur Mie, Nara, dan Hiroshima selatan, serta di Prefektur Aomori utara. Mereka paling sering terlihat di wilayah Kansai yang meliputi Prefektur Kyoto, Osaka dan Wakayama.



Pesan Populer